27 November 2015

yaudah, sih.

"Ah, sudahlah!"

Sudahlah, yang sudah-sudah.
Sudahlah, yang susah-susah.
Sudahlah, ya sudahlah.



"Ah, sudahlah!" selalu berada diakhir kalimatku, disetiap akhir ceritaku tentangmu.
"Ah, sudahlah!" nadanya turun tiap kali kuucapkan, sebagai ungkapan tandaku untuk berhenti.
"Ah, sudahlah!" ya memang sudah, tidak ada cerita lagi. seharusnya begitu, pikirku.


Tetapi, ah, sudahlah.
Belum cukup hatiku untuk menyudahi segala yang sudah-sudah, yang susah-susah, dan ya, sudahlah!